Dalam tiga pekan terakhir, harga salak pondoh di Kabupaten Banjarnegara mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga salak yang semula kisaran Rp 3 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 7 ribu per kilogram. Salah satu petani salak, Mardiyono mengatakan, kenaikan harga salak pondoh lantaran jumlah panen yang terus berkurang.
Petani salak asal Desa Gununggiana Kecamatan Madukara ini mengungkapkan, menurunnya hasil panen dipengaruhi cuaca buruk yang terjadi tahun lalu. “Yang saat ini saatnya panen, itu yang dulu masih berbunga. Karena saat itu terjadi kemarau panjang, akhirnya banyak salak yang tidak bertahan sampai tua,” ujarya, Selasa (9/8). Serangan hama tikus, juga membuat hasil panen salak terus berkurang. Padahal, kata dia sebelumnya buah salak di daerahnya tidak terkena hama tikus.
“Dari buahnya sudah sedikit, yang tinggal dipanen malah dimakan tikus,” keluhnya. Petani salak lainnya, Ridwan, mengungkapkan hal yang sama. Saat ini, meski harga salak mengalami kenaikan, namun petani diresahkan dengan serangan hama tikus.
Ia mengaku bingung untuk membrantas hama tersebut. “Sudah buah salak lagi sedikit, petani harus berebut dengan tikus,” kata dia. Pedagang salak, Edi mengaatakan, lantaran jumlah salak menurun, dia sampai membagi jam kerja untuk karyawannya. Hal tersebut terpaksa dilakukan agar dirinya tidak perlu mengurangi upah. “Karena sekarang jumlah salaknya sedikit, maka kami menerapkan selang-seling. Jadi hari ini bekerja memilah-milah salak, besoknya libur,” ujarnya.
Hal ini dia terapkan selama persediaan buah salak masih sedikit. Ia mengirimkan buah salak Banjarnegara ini ke berbegai daerah. Seperti Tulungagung, Banyuwangi hingga Denpasar. (sumber)
No comments:
Write comments