Walaupun identik dengan buah apel, wilayah Malang Raya sebenarnya memiliki berbagai varian buah lain yang menjadi ciri khas dari sebuah daerah tertentu dan identik dengan tempat tersebut. Identitas itu dapat muncul dan diakui melalui penamaan sebuah daerah yang menempel terhadap buah tersebut. Nah, salah satu varian buah yang cukup identik dengan daerah dan terkenal adalah Salak Swaru.
Swaru sendiri merupakan sebuah daerah yang terletak di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang dan cukup terkenal karena salak produksi wilayah mereka. Ketika melintasi wilayah Swaru sendiri maka akan terlihat cukup banyak penjual Salak di sebelah kanan dan kiri yang menjajakan dagangan mereka.
Walaupun masih kalah pamor dibanding salak pondoh atau salak Bali, salak Swaru memiliki penggemarnya sendiri terutama di wilayah Malang. Secara rasa, memang salak Swaru tidak semanis dua jenis salak lain yang lebih terkenal tersebut. Rasa dari salak Swaru cenderung lebih ke perpaduan manis, asam, dan sepat.
Walaupun dikenal dengan nama salak Swaru, bibit buah salak ini sesungguhnya berasal dari wilayah Pasar Minggu, Jakarta. Pada masa lalu di wilayah ini tumbuh banyak kebun salak secara liar. Ketika ditemukan, bibit salak ini pertama kali tidak langsung ditanam ke wilayah Swaru namun dicoba di Bululawang.
Iklim dan kandungan tanah yang berbeda menyebabkan buah salak ini memiliki rasa yang berbeda dan tidak tumbuh secara sempurna. Oleh karena itu coba ditanam kembali di lahan lain dan tempat itu adalah Swaru yang terletak lebih selatan. Ternyata tempat tersebut sangat cocok dan berkembanglah salak swaru yang dikenal kini.
Pada masa lalu, salak Swaru sempat dianggap sebagai salah satu varian salak terbaik yang ada di Indonesia. Penghargaan itu diterima pada penyelanggaraan kontes buah salak dan nangka di tahun 1990. Waktu itu Salak Swaru berhasil menyisihkan jenis salak yang lain.
Namun sayangnya kurang inovatifnya pengembangan serta pengolahan lebih lanjut dari varian ini membuatnya menjadi kini kurang terkenal dan menjadi ikon Malang mendampingi apel. Bahkan lebih buruk lagi, karena semakin turunnya harga salak Swaru, banyak petani yang dulu menanam salak berganti menjadi menanam tebu.
Selain itu distribusi yang tidak terlalu baik juga menjadi persoalan. walaupun Swaru berjarak tak terlalu jauh dari kota Malang namun buah satu ini tidak terlalu mudah dijumpai di penjual buah. Hal ini yang menyebabkan lebih banyak orang membeli salak pondoh yang mudah ditemui.
Sebagai sebuah varian salak yang khas dari wilayah malang, Swaru harusnya mampu menjadi ikon yang setara dengan apel. Jika kondisi salak Swaru hingga saat ini masih dikesampingkan dan tidak menjadi perhatian lebih lanjut, maka varian salak khas Malang ini akan bernasib semakin malang. (sumber)
Swaru sendiri merupakan sebuah daerah yang terletak di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang dan cukup terkenal karena salak produksi wilayah mereka. Ketika melintasi wilayah Swaru sendiri maka akan terlihat cukup banyak penjual Salak di sebelah kanan dan kiri yang menjajakan dagangan mereka.
Walaupun masih kalah pamor dibanding salak pondoh atau salak Bali, salak Swaru memiliki penggemarnya sendiri terutama di wilayah Malang. Secara rasa, memang salak Swaru tidak semanis dua jenis salak lain yang lebih terkenal tersebut. Rasa dari salak Swaru cenderung lebih ke perpaduan manis, asam, dan sepat.
Walaupun dikenal dengan nama salak Swaru, bibit buah salak ini sesungguhnya berasal dari wilayah Pasar Minggu, Jakarta. Pada masa lalu di wilayah ini tumbuh banyak kebun salak secara liar. Ketika ditemukan, bibit salak ini pertama kali tidak langsung ditanam ke wilayah Swaru namun dicoba di Bululawang.
Iklim dan kandungan tanah yang berbeda menyebabkan buah salak ini memiliki rasa yang berbeda dan tidak tumbuh secara sempurna. Oleh karena itu coba ditanam kembali di lahan lain dan tempat itu adalah Swaru yang terletak lebih selatan. Ternyata tempat tersebut sangat cocok dan berkembanglah salak swaru yang dikenal kini.
Pada masa lalu, salak Swaru sempat dianggap sebagai salah satu varian salak terbaik yang ada di Indonesia. Penghargaan itu diterima pada penyelanggaraan kontes buah salak dan nangka di tahun 1990. Waktu itu Salak Swaru berhasil menyisihkan jenis salak yang lain.
Namun sayangnya kurang inovatifnya pengembangan serta pengolahan lebih lanjut dari varian ini membuatnya menjadi kini kurang terkenal dan menjadi ikon Malang mendampingi apel. Bahkan lebih buruk lagi, karena semakin turunnya harga salak Swaru, banyak petani yang dulu menanam salak berganti menjadi menanam tebu.
Selain itu distribusi yang tidak terlalu baik juga menjadi persoalan. walaupun Swaru berjarak tak terlalu jauh dari kota Malang namun buah satu ini tidak terlalu mudah dijumpai di penjual buah. Hal ini yang menyebabkan lebih banyak orang membeli salak pondoh yang mudah ditemui.
Sebagai sebuah varian salak yang khas dari wilayah malang, Swaru harusnya mampu menjadi ikon yang setara dengan apel. Jika kondisi salak Swaru hingga saat ini masih dikesampingkan dan tidak menjadi perhatian lebih lanjut, maka varian salak khas Malang ini akan bernasib semakin malang. (sumber)
No comments:
Write comments