Wakil Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Marganti Manullang meresmikan jembatan Sijarango yang merupakan jembatan terpanjang di Humbahas yang kerjakan melalui dana PNPM, Jumat (28/8). Jembatan Desa Sijarango, menghubungkan Dusun Janji Matogu Dengan Dusun Huta, juga dapat tembus ke Desa Sibongkare Kecamatan Tara Bintang.
Pembangunan jembatan, untuk memperlancar angkutan hasil bumi warga. Kepala Kantor Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Humbahas, Parlaungan Lumban Toruan kepada METRO mengatakan, pembangunan jembatan sudah lama diharapkan warga, karena sangat dibutuhkan untuk mrmpercepat pembangunan desa, serta untuk pengangkutan hasil bumi.
"Program PNPM Pedesaan tidak dikenai pajak. Sehingga, dapat langsung dikerjakan masyarakat, meskipun hanya menggunakan dana Rp267 juta. Namun, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Humbahas," katanya. Jembatan dibangun bersal dari anggaran PNPM tahun 2008, dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat dengan waktu pengerjaan sekitar 3 bulan dengan ukuran 4x16 meter.
Warga Huta Dalam, A Manik mengatakan sebelum jembatan dibangun, warga selalu kesulitan untuk mengangkut hasil bumi. Karena dusun mereka, memiliki jarak tempuh yang jauh dari Pakkat dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. "Ada banyak hasil alam di dusun kami. Sebelumnya, harus kami angkut dengan jalan kaki, tapi sekarang kami dapat mengangkut menggunakan kenderaan. Karena sebelumnya, hanya sungai ini menjadi batas antar dusun kami dengan Desa Sijarango. Kami sangat bersyukur, dengan dibangunnya jembatan ini," ujarnya.
Wabup Humbahas, Marganti Manulang dalam sambutannya memaparkan, pentingnya gotong royong untuk dikembangkan di setiap daerah. Karena, selain dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan, juga dapat mempererat hubugan antara masyarakat.
Digalakkannya bulan bakti gotong-royong, betujuan untuk memotivasi masyarakat semakin giat melaksanakan gotong-royong."Gotong-royong, dalam bahasa Batak Marsiruppa, merupakan salah satu budaya yang melekat bagi orang Batak sejak dulu. Karenanya, meskipun zaman sudah berubah dan semakin berkembang, akan tetapi jiwa gotong-royong harus tetap kdigalakkan," katanya.
Pembangunan jembatan, untuk memperlancar angkutan hasil bumi warga. Kepala Kantor Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Humbahas, Parlaungan Lumban Toruan kepada METRO mengatakan, pembangunan jembatan sudah lama diharapkan warga, karena sangat dibutuhkan untuk mrmpercepat pembangunan desa, serta untuk pengangkutan hasil bumi.
"Program PNPM Pedesaan tidak dikenai pajak. Sehingga, dapat langsung dikerjakan masyarakat, meskipun hanya menggunakan dana Rp267 juta. Namun, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Humbahas," katanya. Jembatan dibangun bersal dari anggaran PNPM tahun 2008, dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat dengan waktu pengerjaan sekitar 3 bulan dengan ukuran 4x16 meter.
Warga Huta Dalam, A Manik mengatakan sebelum jembatan dibangun, warga selalu kesulitan untuk mengangkut hasil bumi. Karena dusun mereka, memiliki jarak tempuh yang jauh dari Pakkat dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. "Ada banyak hasil alam di dusun kami. Sebelumnya, harus kami angkut dengan jalan kaki, tapi sekarang kami dapat mengangkut menggunakan kenderaan. Karena sebelumnya, hanya sungai ini menjadi batas antar dusun kami dengan Desa Sijarango. Kami sangat bersyukur, dengan dibangunnya jembatan ini," ujarnya.
Wabup Humbahas, Marganti Manulang dalam sambutannya memaparkan, pentingnya gotong royong untuk dikembangkan di setiap daerah. Karena, selain dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan, juga dapat mempererat hubugan antara masyarakat.
Digalakkannya bulan bakti gotong-royong, betujuan untuk memotivasi masyarakat semakin giat melaksanakan gotong-royong."Gotong-royong, dalam bahasa Batak Marsiruppa, merupakan salah satu budaya yang melekat bagi orang Batak sejak dulu. Karenanya, meskipun zaman sudah berubah dan semakin berkembang, akan tetapi jiwa gotong-royong harus tetap kdigalakkan," katanya.
No comments:
Write comments