Sabtu, 22 Maret 2008 00:01 WIB
Nasib Penderita Gizi Buruk Di Tapsel
WASPADSA Online
Kesehatan masyarakat merupakan suatu persoalan yang terus mengalami pasang surut dan selalu jadi agenda bagi pemerintah. Tingginya biaya pelayanan medis (berobat) menjadi penghalang bagi masyarakat miskin untuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sepadan dan merupakan suatu dilema yang dihadapi selama ini.
Seperti yang dialami keluarga Ali Suman Rambe, Penduduk Desa Sigordang, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan yang hidup dibawah garis kemiskinan. Putri sulungnya yang bernama Rohana br Rambe, 13, dan anaknya Robinson Rambe, 15, sudah hampir enam bulan terbaring akibat menderita (mengidap) penyakit mirip gizi buruk.
Kedua anak yang masih duduk di bangku kelas VI SD dan kelas II SMP terpaksa berhenti sementara dari sekolahnya masing-masing karena penyakit yang dideritanya begitu serius. Pertolongan medis yang didapatkan anak kelima dan keenam dari pasangan Ali Suman Rambe dan Rosida Siregar tergolong apa adanya akibat ketidakmampuan ekonomi orang tuanya.
Dari kedua anak yang mengalami nasib malang ini, yang paling memprihatinkan adalah kondisi Rohana br Rambe. Tubuhnya yang semula segar bugar, kini hanya tinggal tulang dan tingkat perkembangan kesembuhannya dalam kurun waktu sekira enam bulan baru sebatas mau makan. Sedangkan Robinson Rambe, kaki sebelah kirinya masih lumpuh total.
Orang tua anak yang bernasib buruk ini, Ali Suman Rambe, kepada Waspada di kediamannya yang berjarak sekira 30 kilometer dari P. Sidimpuan menuturkan, pada September 2007, putrinya, Rohan Rambe sepulang dari kebun mengeluhkan perutnya sakit. Sedangkan anaknya Robinson Rambe dalam waktu yang tidak bersamaan menderita sakit hingga kakinya lumpuh.
Melihat kondisi anaknya yang cukup memprihatinkan, Ali Suman membawa Robinson ke Rumah Sakit Umum Sipirok dan setelah dirawat sekitar seminggu, dokter menyarankan untuk dibawa ke ke Medan. Akibat ketiadaan dana Robinson terpaksa dibawa pulang kerumah.
Begitu juga dengan Rohana Rambe, pada awalnya sempat dirawat satu minggu di RSU P.Sidimpuan dilanjutkan dengan berobat jalan selama satu bulan.Tapi akibat ketiadaan dana terpaksa berobat ke dukun kampung.
’’Sebenarnya kondisi Rohana saat itu sudah mulai membaik, namun saya tidak mampu lagi menebus obatnya. Jangan untuk obat, untuk makan saja sudah susah,’’ katanya dengan nada memelas.
Pemkab Tapsel melalui dinas kesehatan langsung turun ke lokasi untuk memberikan pertolongan medis, namun yang menangani perawatannya diserahkan pada bidan desa yang ada di daerah itu.
Dalam prosesi memberikan pertolongan, katanya Pihak Dinas Kesehatan beberapa hari yang lalu menyuruhnya untuk menandatangani kertas kosong bermaterai dan kemudian diketahui berisikan surat pernyataan telah berobat di RSU Sipirok dan RSU P. Sidimpuan selama satu minggu dan pulang atas permintaan sendiri tertanggal 18 maret 2008.’’ Yang saya tanda tangani hanya kertas kosong,’’ katanya.
Terlepas ada atau tidaknya permainan dalam derita yang menimpa keluarga miskin ini, Ali Suman hanya berharap anaknya mendapatkan pengobatan yang baik agar bisa sembuh dan sekolah kembali sebagaimana biasa.
No comments:
Write comments