Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.

Titulo

recent

The Slider

ahanamasa

featured posts

berita

Monday, June 11, 2007

Pemaksaan Iman

 

ilustrasi
05 Jun 07 07:00 WIB
Majikan Suruh PRT Makan Babi Serahkan Diri

Medan, WASPADA Online
Majikan yang menyuruh pembantu rumah tangganya Resna Pania, 16, makan daging babi, Senin (4/6), menyerahkan diri ke Polsekta Medan Baru. Andi dan istrinya menjalani pemeriksaan di Lantai II Mapolsekta itu. Dalam pemeriksaan, mereka menepis menyuruh pembantunya yang beragama Islam, melakukan hal itu.

Sementara itu, puluhan warga Kelurahan Polonia Medan berbondong-bondong datang ke Polsekta Medan Baru untuk menyaksikan pemeriksaan suami istri itu. "Kehadiran kami bukan untuk melakukan anarkis atau demo akan tetapi ingin melihat apa benar yang bersangkutan ada di proses pihak berwajib," kata warga.

Menurut warga, mereka datang dengan mencarter angkot. Sementara petugas memberi pengamanan di rumah Andi. Ibu-ibu perwiritan Rukun Sosial Silaturahmi (RSS) Kelurahan Polonia dan Usman Permadi selaku tokoh masyarakat, turut dalam rombongan, meminta polisi serius menangani kasus ini. Jika tidak akan menimbulkan SARA.

Kehadiran warga disambut petugas dan dipersilahkan satu persatu menyaksikan pemeriksaan Andi dan istrinya di ruang juru periksa. Usai pemeriksaan, Andi menjelaskan, mana mungkin pihaknya memberikan daging babi kepada Resna.

"Dia sudah besar, kok katanya kami menyuruh dia makan daging babi, itu sudah tidak benar. Dia kabur dari rumah karena ada uang hilang Rp500 ribu," katanya. Kasus ini berawal dari kaburnya Resna dari rumah majikannya, Jumat (1/6). Minggu (3/6) sore, dia langsung mengadukan majikannya And, 55, ke Polsekta Medan Baru karena disuruh makan daging babi oleh majikannya.

Resna warga Palembang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) melalui yayasan 'BM' di Sumatera Barat. Dia dijanjikan oleh yayasan dengan gaji Rp350 ribu per bulan. Sebelumnya, Resna dibawa ke rumah Andi di Jalan Ternak, Kel. Polonia, dalam keadaan mata ditutup kain. Ketika sampai di rumah majikan, penutup matanya baru dibuka. Korban disuruh istirahat. Setelah itu bekerja dan saat makan disuruh mengonsumsi daging babi.

Usut tuntas
Sementara itu, sejumlah ulama, tokoh, elemen dan masyarakat Sumut mengutuk keras tindakan tersebut. Beberapa ulama, tokoh dan masyarakat Sumut yang mengutuk dan mengecam tindakan majikan yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, Persaudaraan Pekerja Muslimin Indonesia (PPMI) Kota Medan, Padepokan Agung Tunggul Roso Nusantoro, Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Medan, Forum Komunikasi Warga Jawa, LSM Pusaka Indonesia, Kontras Medan, Amanah Indonesia, Pujakesuma Kota Medan, Persatuan Ulama Mitra Kamtibmas Medan, PDIP Medan Polonia dan tokoh masyarakat Medan Polonia.

Ketua Bidang Sosial MUI Sumut, Dr H Syafii Siregar, MA didampingi Ketua PPMI Kota Medan Hartono, Ketua Padepokan Agung Tunggul Roso Nusantoro H Rusbandi, ulama dari Persatuan Ulama Mitra Kamtibmas Sumut Drs H Hasnan Syarif Panggabean, Lc, M.Pd di kediaman Ketua Pujakesuma Kota Medan Joko Susilo di Jalan Setia Budi Gg Wiro, Senin, kepada wartawan menyebutkan mereka menyesalkan dan protes keras serta meminta pihak berwajib mengusut tuntas masalah tersebut.

"Kuat dugaan adanya upaya trafficking (perdagangan manusia) dalam kasus ini. Polisi harus mengusut tuntas dan jangan sampai timbul SARA dan perpecahan umat di Sumut khususnya di Kota Medan," ujar Siregar. Sementara H Tukimin Safari dari Forum Komunikasi Warga Jawa, Fauzi Rangkuti, warga Medan Polonia dan Drs HA Taufik, SH wakil Ketua Pujakesuma Kota Medan mengatakan hal senada. "Ini harus diusut tuntas karena bisa memancing kemarahan umat Islam," katanya.

No comments:
Write comments

Bingung do pe dalan tu Pakkat?
Sukkun ma di son !