ilustrasi |
Thursday, 08 June 2006
Medan (SIB)
Pangdam I/BB Mayjen TNI Liliek AS Soemaryo meminta Gerakan Angkatan Muda
Kristen Indonesia (GAMKI) Sumut ikut mengikis aksi premanisme yang sempat merasuki sendi kehidupan masyarakat. Caranya dengan menerapkan disiplin dan sportivitas berdasar intelektualisme dan keyakinan (sebagai pemeluk Kristen) dalam organisasi.
Penegasan jenderal bintang dua itu disampaikan kepada rombongan GAMKI Sumut yang beraudiensi di Makodam Bukit Barisan, Rabu (7/6).
Saat pertemuan, Pangdam didampingi Aster Kasdam I/BB Kol TH Radjagukguk serta sejumlah perwira senior di jajaran kemiliteran. Maksud pertemuan GAMKI Sumut - Pangdam I/BB untuk melaporkan kegiatan Kemah Pemuda 2006 bertema Nasionalisme dan Pluralisme di Kehidupan Pemuda Gereja yang Berhadapan dengan Tantangan Globalisasi itu dijadwalkan diadakan di Zetun, Silangit, Tapanuli Utara pada 13 - 17 Juni.
Rombongan GAMKI Sumut yang dipimpin Ronald Naibaho itu berintikan sejumlah fungsionaris dan yang terlibat di kepanitiaan kegiatan seperti anggota SC SB Sitompul, wakil sekretaris GAMKI Sumut Jadi Pane SPd, Lamsihar P Rumabutar, ketua panitia Sihar Cibro, Kamser Sitanggang SE Ak, sekretaris panitia Harris Silalahi SSi, Bendhard Sinaga SE, Pdt Baltazar Nainggolan, Ave Sorta Silitonga SPd dan Ir Rosiani Hutagalung.
Mayjen TNI Liliek AS Soemaryo mengatakan, kehidupan di Indonesia dari sononya seperti dekat dengan gaya premanisme, misalnya raja-raja dulu yang mengedepankan kemauan berperang dan menganeksasi wilayah kerajaan lain hanya karena ambisi pribadi, termasuk dalam kesenian yang kadang ada menggambarkan hal-hal kekerasan.
Dalam kehidupan kini, Pangdam I/BB pun mengajak GAMKI Sumut ikut mengawal dan menjalankan kehidupan demokrasi secara benar, bukan dalam kacamata pemuda atau mahasiswa yang terkontaminasi. “Di manapun di muka bumi ini, dan sesuai hati nurani manusia sebagai mahkluk bermartabat, kehidupan demokrasi harus diimbangi dengan kedewasaan pikir dan intelektualisme serta kesejahteraan. Jika tidak dewasa pikir dan sejahtera, mengemuka kontra produktif hingga mencuat demokrasi kebablasan,” tandas Mayjen TNI Liliek AS Soemaryo sambil menekankan musuh semua warga Indonesia saat ini adalah kemiskinan, kemelaratan serta keterpurukan di segala sendi kehidupan.
Mengenai pengikis premanisme, selain mengimbau seluruh elemen masyarakat melakukannya, khusus intern TNI-AD, dilakukan Mayjen TNI Liliek AS Soemaryo. Katanya, di lingkungan Kodam I/BB, gaya premanisme sudah dibabat dan pihaknya mengedepankan figur militer sejati khas Indonesia.
Ia menegaskan, untuk maju ke depan, organ di sendi kehidupan bangsa hendaknya bertolak dari kedisiplinan dan sportivitas serta menjadikan pluralisme sebagai kekuatan, bukan sebaliknya sebagaimana yang mengemuka bahwa pluralisme dijadikan mendiskreditkan. Pangdam I/BB menyinggung tentang nasionalisme dan pluralisme yang diketengahkan GAMKI Sumut. Katanya, nasionalisme yang dibangun adalah nasionalisme Indonesia, bukan nasionalisme meniru gaya pihak lain.
Di kesempatan itu, Ronald Naibaho melaporkan bahwa Kemah Pemuda 2006, selain mendapat masukan dari pihak berkompeten, juga diikuti dengan pelatihan manajemen kepemimpinan serta kegiatan pematangan emosional seperti outbond.
Para penceramah antara lain Pangdam I/BB Mayjen TNI Liliek AS Soemaryo yang mengupas Nasionalisme dan Pluralisme, Ketua PGI Sumut dengan bahasan Tantangan Pemuda Gereja ke Depan, Pdt Bambang Yonan dan Kapoldasu yang direncanakan diikuti 1.000 generasi muda Kristen dari ragam kalangan, yakni dari fungsionaris GAMKI se-Sumut, pemuda gereja dari seluruh denominasi, lembaga kemahasiswaan Kristen di perguruan tinggi seperti KMK USU, KMK Unimed, KMK Universitas Sisingamangaraja XII Medan, KMK Universitas Tapanuli (Unita) Silangit, KMK STMIK Sisingamangaraja XII Medan dan lainnya, termasuk STAKPN Tarutung. (a6/h)
No comments:
Write comments