Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.

Titulo

recent

The Slider

ahanamasa

featured posts

berita

Wednesday, May 14, 2025

Jejak Aceh di Riau, Legenda Airtiris Terukir

 

Kisah yang terjalin di sekitar asal-usul nama Airtiris, sebuah kenegerian yang terletak di jantung Kabupaten Kampar, Riau, bukan sekadar legenda lokal yang menghibur. Lebih dari itu, narasi ini membuka jendela menuju interkoneksi sejarah dan budaya yang mungkin terbentang lebih jauh dari yang diperkirakan, merangkai jejak-jejak masa lalu yang menghubungkan tanah Melayu Riau dengan Serambi Mekkah, Aceh.

Sosok Khotib, sang pemuda perkasa yang menjadi sentral dalam legenda ini, memiliki akar yang kuat di Aceh melalui ayahnya, seorang guru agama Islam yang berjasa menyebarkan ajaran suci di bumi Limo Koto.

Keberadaan seorang tokoh kunci dalam pembentukan identitas suatu wilayah yang memiliki latar belakang dari Aceh mengisyaratkan adanya kemungkinan perpindahan penduduk, pertukaran budaya, atau bahkan hubungan kekerabatan yang terjalin di masa lampau antara kedua wilayah yang kini terpisah jarak geografis. Meskipun fokus utama cerita adalah petualangan heroik Khotib dalam menghadapi Tapa Buntung dan penemuan jalur air yang kemudian melahirkan nama Airtiris, latar belakang etnis dan budaya ayahnya menjadi elemen penting yang tidak bisa diabaikan. Ia adalah simbol dari potensi pengaruh Aceh dalam membentuk lanskap sosial dan bahkan toponimi di wilayah Riau.

Perjalanan Khotib yang penuh tantangan, diseret oleh makhluk air raksasa melintasi lorong-lorong sungai bawah tanah, hingga akhirnya menemukan dirinya di wilayah yang kelak dikenal sebagai Gunung Sahilan, adalah metafora dari perjalanan sejarah dan budaya itu sendiri. Sebuah perjalanan yang tidak selalu lurus dan mudah, penuh dengan kejutan dan penemuan tak terduga. Kembalinya Khotib ke Koto Pukatan dan pengungkapan identitasnya yang sempat dianggap hilang adalah representasi dari bagaimana akar budaya dan sejarah, meskipun sempat terlupakan atau tertutup kabut waktu, pada akhirnya akan kembali terungkap dan diakui.

Penetapan nama Airtiris sebagai pengganti Koto Pukatan adalah sebuah penanda penting. Ia bukan hanya sekadar perubahan nomenklatur administratif, melainkan sebuah pengabadian memori kolektif atas sebuah peristiwa luar biasa yang dialami oleh seorang tokoh yang memiliki ikatan dengan Aceh. Nama ini menjadi kapsul waktu yang menyimpan cerita tentang keberanian, kesaktian, dan juga tentang jejak-jejak leluhur yang mungkin berasal dari jauh.

Kenegerian Airtiris sendiri, sebagai entitas sosial dan administratif, memiliki struktur kepemimpinan tradisional yang kuat, dipegang oleh ninik mamak dari berbagai suku yang membentuknya. Struktur ini mencerminkan kearifan lokal dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan melestarikan adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Keberadaan Diraja Air Tiris Melayu Kampar saat ini, PDYM SB.H. Muhammad Yunus AR Al-Haj, dan inisiatifnya dalam membangun kembali simbol-simbol kejayaan masa lalu seperti Istana Hinggap, adalah upaya untuk merevitalisasi dan mempertahankan identitas budaya yang kaya ini di tengah arus modernisasi.

Pembangunan Istana Hinggap di Desa Naumbay bukan hanya sekadar mendirikan sebuah bangunan fisik. Lebih dari itu, ia adalah manifestasi dari keinginan yang kuat untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur adat dan kerajaan yang pernah menjadi fondasi kehidupan masyarakat Airtiris. Langkah ini juga merupakan respons terhadap tantangan zaman yang berpotensi menggerus nilai-nilai tradisional, sebuah ikhtiar untuk memastikan bahwa generasi mendatang tetap terhubung dengan akar budaya mereka.

Peran Diraja Air Tiris Melayu Kampar sebagai pemelihara adat dan sejarah adalah krusial dalam konteks ini. Beliau tidak hanya menjadi figur simbolik, tetapi juga agen perubahan yang aktif dalam melestarikan warisan budaya. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat Airtiris menjadi esensial dalam mewujudkan visi ini, sebuah kolaborasi untuk memastikan bahwa sejarah dan budaya yang telah membentuk identitas mereka tidak akan lekang ditelan waktu.

Kisah tentang Khotib dan penamaan Airtiris, serta upaya pelestarian budaya yang sedang berlangsung, adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Keduanya adalah narasi tentang identitas, tentang bagaimana masa lalu membentuk masa kini, dan tentang bagaimana sebuah komunitas berupaya untuk menjaga warisannya tetap hidup. Jejak Aceh dalam legenda Airtiris mungkin hanya berupa seutas benang kecil dalam keseluruhan tenunan cerita, namun ia adalah pengingat bahwa sejarah dan budaya seringkali melampaui batas-batas geografis dan politis, merangkai hubungan yang tak terduga antar wilayah dan masyarakat.

Kesimpulannya, legenda asal-usul nama Airtiris bukan hanya sekadar cerita rakyat. Ia adalah fragmen sejarah yang menyimpan jejak interaksi budaya, bahkan mungkin migrasi, antara Riau dan Aceh di masa lampau. Sosok ayah Khotib menjadi penghubung tak langsung antara kedua wilayah ini. Sementara itu, upaya pelestarian adat dan pembangunan kembali simbol-simbol kejayaan Kenegerian Airtiris di bawah kepemimpinan Diraja saat ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga identitas budaya yang unik ini tetap relevan di era modern. Kisah ini adalah pengingat akan pentingnya menggali dan memahami akar sejarah kita, karena di dalamnya terkandung pelajaran dan kearifan yang dapat menjadi bekal berharga untuk menatap masa depan. Airtiris, dengan namanya yang unik dan legendanya yang kaya, adalah bukti hidup dari bagaimana sebuah peristiwa sederhana dapat mengabadikan sejarah dan menghubungkan berbagai elemen budaya yang mungkin tampak terpisah.


No comments:
Write comments

Bingung do pe dalan tu Pakkat?
Sukkun ma di son !