ilustrasi |
SOPO JAHA PAKKAT -- Indonesia baru-baru ini tengah mengetes model seaplane atau pesawat amfibi buatan dalam negeri. Pesawat ini dikembangkan oleh PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) dan diberi nama N-219.
Staf Ahli Bidang Logistik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Sugihardjo, mengatakan pihaknya sangat mendukung pengembangan dan industrialisasi N-219. Sebab, pesawat amfibi seperti ini dianggap dapat menyelesaikan masalah Indonesia sebagai negara kepulauan, yaitu fleksibilitas transportasi.
"Pesawat amfibi seperti N-219 ini sangat bermanfaat bagi kita jika di industrialisasikan. Pertama, pesawat ini adalah buatan kita sendiri. Kedua, akan sangat efisien digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia," ucap Sugihardjo ketika ditemui di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).
Selain dari penyiapan model pesawatnya, Kemenhub juga telah menganalisis dan menentukan tempat-tempat dimana bandara perairan akan dibangun. Bandara perairan ini selain dapat menuntaskan masalah logistik, juga dapat dijadikan sumber pendapatan dengan menjadikannya sebagai pusat wisata.
"Sebelum 2019, Dirjen Perhubungan Udara sudah menetapkan empat titik bandara perairan, dan di 2019 ini kami juga sudah menambah 3 titik," kata Sugihardjo.
Tempat-tempat tersebut adalah di Kabupaten Sumbawa, Pulau Moyo, Sungai Kahayang di Palangkaraya, Pulau Bawah di Kepulauan Riau, Danau Toba, Pulau Gili Madura, dan Pulau Sengau.
"Meskipun di antara pulau ini adalah tempat yang terpencil, tetapi kami menilai punya potensi wisata yang strategis," pungkasnya.
No comments:
Write comments