Kairo mencatat sejarah penting bagi benua Afrika. Pada Minggu, 20 April 2025, Mesir secara resmi meresmikan kantor pusat Badan Antariksa Afrika atau African Space Agency (AfSA) yang berlokasi di jantung ibu kota, Kairo. Acara ini menandai langkah besar Afrika dalam memperkuat kolaborasi antarbenua di bidang eksplorasi ruang angkasa dan teknologi satelit.
Peresmian tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, yang menyampaikan bahwa pendirian AfSA adalah manifestasi nyata dari komitmen Mesir terhadap Agenda 2063 Uni Afrika. Agenda tersebut menargetkan masa depan benua yang mandiri, maju, dan bersatu dalam banyak aspek strategis, termasuk sains dan teknologi.
Abdelatty menjelaskan bahwa AfSA diharapkan menjadi pusat koordinasi utama bagi negara-negara Afrika dalam pengembangan teknologi ruang angkasa. Lembaga ini akan memfasilitasi kerja sama damai dalam penggunaan luar angkasa, pertukaran keahlian teknis, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia di bidang ini.
Ia menambahkan bahwa AfSA bersifat terbuka bagi kemitraan strategis dengan institusi riset, perguruan tinggi, serta badan antariksa internasional. Langkah ini dinilai penting agar Afrika tak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi antariksa di masa mendatang.
Kehadiran kantor pusat AfSA juga menjadi simbol peran strategis Mesir dalam memimpin pengembangan iptek di Afrika. Mesir dipilih sebagai tuan rumah AfSA oleh Uni Afrika pada 2019, setelah memenuhi serangkaian persyaratan teknis dan politik yang ketat. Penunjukan ini sekaligus mengukuhkan posisi Mesir sebagai pionir dalam sains dan teknologi di kawasan.
CEO Badan Antariksa Mesir, Sherif Sedky, menyebut peresmian AfSA sebagai titik balik sejarah. Ia menegaskan bahwa AfSA akan menjadi mercusuar bagi inovasi dan kolaborasi lintas negara di Afrika, serta memberi peluang bagi setiap bangsa di benua itu untuk mengakses dan mengembangkan teknologi luar angkasa.
AfSA, menurut Sedky, bukan sekadar institusi administratif, tetapi akan menjadi motor penggerak bagi misi antariksa Afrika ke depan. Ia yakin, melalui koordinasi yang efektif dan inklusif, lembaga ini bisa membawa manfaat nyata bagi pembangunan dan kemajuan benua secara kolektif.
Peresmian ini juga menarik perhatian aktor internasional. Salah satunya adalah MinoSpace, perusahaan teknologi satelit asal Beijing, Tiongkok. Salah satu pendirinya, Huan Yiheng, menyambut baik berdirinya AfSA dan menyatakan minat untuk menjalin kemitraan teknologi dengan lembaga tersebut serta negara-negara Afrika lainnya.
Menurut Huan, AfSA adalah platform yang tepat untuk mendorong kemitraan teknologi global, terutama dalam bidang rekayasa satelit mini dan berbagi data luar angkasa. Ia melihat peluang besar bagi Afrika untuk turut serta dalam kompetisi teknologi global jika difasilitasi melalui kerja sama internasional yang strategis.
Dengan berdirinya kantor pusat ini, AfSA akan bertindak sebagai entitas utama yang mengatur kerja sama antariksa negara-negara Afrika dengan mitra dari Eropa, Asia, dan Amerika. Peran ini diharapkan membawa manfaat langsung dalam bentuk peningkatan akses terhadap data satelit, layanan antariksa, dan produk luar angkasa lainnya.
Langkah ini juga menjadi sinyal kuat bahwa Afrika tidak ingin tertinggal dalam revolusi teknologi ruang angkasa yang tengah berlangsung secara global. Dengan populasi muda dan potensi sumber daya alam yang besar, investasi di sektor antariksa dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang pembangunan ekonomi benua.
Pendirian AfSA di Kairo juga diharapkan menjadi katalisator bagi peningkatan minat generasi muda Afrika terhadap STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). Melalui proyek dan program yang dirancang AfSA, anak muda di berbagai negara Afrika dapat terinspirasi untuk berkarier di bidang luar angkasa.
Kehadiran AfSA juga membuka peluang bagi negara-negara Afrika untuk bersatu suara di forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam isu-isu strategis terkait luar angkasa, Afrika dapat memperjuangkan kepentingan bersama secara lebih efektif dan setara.
AfSA dirancang untuk menjadi institusi yang mendorong penyatuan visi antarnegara Afrika dalam menghadapi tantangan dan peluang di luar atmosfer bumi. Dari pemantauan iklim, deteksi bencana, hingga komunikasi dan pertahanan, teknologi antariksa bisa menjadi alat penting pembangunan.
Di balik kemegahan acara peresmian, tersirat semangat besar Afrika untuk bangkit bersama. Tidak lagi hanya sebagai penerima bantuan atau pengguna teknologi impor, namun sebagai pencipta dan inovator yang turut membentuk masa depan dunia.
Kini, tugas besar menanti AfSA dan seluruh pemangku kepentingan di Afrika. Membangun infrastruktur, menyusun kebijakan, dan memfasilitasi transfer teknologi adalah tantangan nyata yang harus segera dijawab untuk menjadikan AfSA sebagai kekuatan baru antariksa global.
Perjalanan AfSA baru dimulai. Namun semangat yang menyala di Kairo hari itu menunjukkan bahwa Afrika siap menapaki babak baru: babak antariksa yang tidak hanya berbicara tentang planet dan satelit, tapi juga tentang martabat, kemajuan, dan kedaulatan benua.
Dibuat oleh AI, baca info lainnya